Istano Basa Pagaruyung membuat ambo seperti kemabali di Zaman Kerajaraan Minangkabau
Siapa yang suka masakan padang
hayooo...? nah kali ini gue berkesempatan untuk mengijakan tanah minangkabau yang pastinya banyak nasi padang di situ hehe. betulan tahun ini acara Jambore pemuda Indonesia (JPI) 2017 di adakan
di kota Sawahlunto –Sumatra Barat, buat yang gak tau JPI itu apa coba deh
kalian cari tahu “Mbah Google” karena acara yang di selenggarakan Kemenpora itu
sangatlah bagus, dimana perwakilan pemuda pemudi senusantara di satukan dalam
acaranya tersebut, Alhamdiliah 2013 gue di beri kesempatan untuk mewakili DKI
Jakarta di kegiatan tersebut, alhasil setiap kegiatan JPI yang di selenggarakan
setiap tahun dan berpindah-pindah provinsi, gue usahakan untuk datang ke moment
tersebut Cuma pengen Reuni dengan teman teman senusantara gue. Kebetulan lagi
di padang sayang dong gak explor padang, tapi kerena excitednya acara JPI
tersebut dan padetnya acara itu membuat waktu kita untuk explor padang menjadi
susah, “ nah kebetulan kita punya beberapa jam untuk explor, dari lokasi JPI
yang di Sawahlunto kita menuju objek wisata yang terdekat aja yang gak jauh
dari sawahlunto yaitu Istana Pagaruyung Baturaja"
Sebelum gue bercerita lebih dalam gue akan kenalkan dulu
personilnya ada gue dan Aji dari Jakarta, Bian dari Jatim, Andien Kaltim,
Ekadari Kepri, Rika dan Islah dari Banten.
paling ujung kiri Aji DKI, Andin Kaltim, Rika Banten, Bian Jatim, Islah Banten, Eka Kepri dan paling ujung gue Abangiam anak Jakarte, |
Perjalanan kita dari sawahlunto
menuju Baturaja memerlukan waktu 2jam menurut google karena kita benar benar
menggunkan maps dan tidak ada AKAMSI (anak kampung sini) di mobil yang kita
rental dengan harga 300rb perhari itu. Mungkin untuk yang pernah ke Sumatra Barat
atau emang orang Sumbar pasti tau dong jalan-jalan di sini berkelok-kelok dan
untungnya, Bang Andien yang berasal dari Kaltim udah biasa karena di kaltim pun
hampir sama. Pemandangan menuju Baturaja sangatlah indah dan alami membuat
perjalanan tak terasa jauh, dan kemudian kita sampai dengan waktu yang sesuai
estimasi Google, “Thanks Google tanpamu bagaimana bisa kita lakukan perjalanan
ini” hehehe.
saik gak tuh gue, pake tas khas Kaltim yang boleh minjem |
Istana Pagaruyung ini bagus banget
guys, berdiri tegap dan megah dan di kelilingi bukit ini membuat pemandangan
yang indah dan sejuk, adem banget coy. Seperti biasa kita habiskan 30menit
untuk foto-foto selfie di depan istana yang megah itu, kebetulan Andien abang
kita yang dari Kaltim ini adalah pemain alat musik Sape khas Kalimantan dan doi
membawa alat musik trandisional itu berserta baju khas kaltim, So kami menjadi
pusat perhatian pengunjung disana, termasuk Uni-Uni pengelola Istana Pagaruyung
ini. Uni-Uni tersebut menghampiri kami dan menculik Andien untuk bermain alat
musik sape di depan Istana “Beruntung banget Andien di deketin Uni-Uni Cantik
itu”, nah vidio Andien sudah di Upload Uni-uni di Instagram Istana Pagaruyung termasuk foto levitasi gue yang di
Upload di Instagramnya, “Saik gak tuh”.
foto levitasi ini di repost loh sama official Instagram Istanabasopagaruyung hehehe |
Salah satu hal yang menarik lagi
yang di sedikan disini adalah kita boleh menyewa pakaian adat minang ini untuk
berfoto, “jadi inget praweddingnya Laudia Chintia Bella” ahirnya Bian dan Rika
penasaran mencoba pakaian adat tersebut, “kalau kita sih yang cowo-cowo gak mau
coba, maunya nanti ajah pas akad nikah heheh”
Emang ye dari cara berpakaian keliatan banget mana wanita
sesunggunya, Bian yang berasal dari Jatim emang berjiwab agak tomboy, dan Rika
Banten emang feminim banget jadi ya keliatan banget si but actually mereka
berdua terlihat Cantik “tuh gue puji dah lu berdua”. Gue di percaya mereka
berdua sebagai kang foto mereka mengelili Istana Pagaruyung “nemplok sono
nempok sini, foto sono foto sini, ya ngikut ajalah sebagai kang foto”. Si Bian
yang merupakan Prisenter ini mempunyai jiwa yang kepo so dia menghampiri Uni
Penjaga dan bertanya tanya silsilah Istana ini, kemudian si Uni menjabarkan.
Tampak jelas mana yang maco mana yang wanita feminim, Rika yang baju merah dan bian yang baju kuning hahaha |
“ Singgasana bundo
kanduang merupakan tempat kedudukan bagi ibuda raja pada zaman kerajaan dulu.
Ibunda Raja adalah seoarang yang mengatur instana itu dan menjadi penerima/penyambut
tamu orang yang berkunjung ke Istana tersebut, ajungan Raja ada di sisi
kananjung pintu masuk Istana.
Kepemimpinan disini menganut Matrinial dan Matrilokal yaitu sistem garis
keturunan dari pihak Ibu, yang apabila seorang lelaki menikah kepada seorang
wanita lelaki itu harus ikut ikut pindah kerumah perempuan dan warisan pun di
berikan ke perempuan, lelaki tetap memimpin rumah tangga namun lelaki tersebut
harus keluar rumah untuk berkerja dan mencari Rezeki sedangkan perempuanlah
yang mengatur segalanya di rumah tangga”
ini yang namanya singgahsana bundo kanduang, tuh kece kan dua temen gue ini hihihi |
So, kurang lebihnya seperti itu sistem keluarga Minangkabau
ini, kalau kita sering dengar perempuan padang membeli Laki-laki menurut mereka
itu sedikit kasar, tepatnya perempuanlah yang menyiapkan Mahar untuk laki laki
“ya seperti itu kurang lebihnya silahkan Google aja yah hehe”. Dan menurut gue
sih sangat unit adat di minangkabau mulai dari pakaian,rumah sampai sistem
keluarga pun sangatlah menarik. Beruntunglah gue bisa berkunjung kesini dan
mendapatkan sedikit edukasi tentang sistem keuarga matrilinial suku
Minangkabau.
Hari mulai sore kita kembali ke Sawahlunto dengan di temani
Senja yang sangat indah, seolah menghantarkan kita kembali Sawahlunto, Hawa
sejuk pemandangan gunung,sawah serta rumah adat minang membuat saya ingin
berlama-lama tinggal disini. Saking banyaknya kita foto sampai-sampai batrai
handphone kita pun habis, disini pun susah banget sinyalnya ahirnya kita pulang
tanpa Google dan perjalanan pulang ke Sawahlunto hanya mengandalkan bertanya
kepada masyarakat di pinggir jalan, apalagi petunjuk jalan di sini langatlah
jarang, sehingga kita muter-muter nyasar sampai ke kota padang, harusnya 2 jam
dari Baturaja ke Sawahlunto, nah kita malah hampir 4 jam perjalanan hehe, pokonya kalian harus banget deh menyempatkan diri kesini kalau kepadang, selain kalian di majakan oleh pemandangan yang indah, uni-uni cantik banyak juga di sana, yang terpenting kalian bisa mendapatkan pengetahuan tentang budaya dan adat istiadat Minangkabau guys.
Komentar
Posting Komentar