Sekopi Sejiwa Part 2 "Mahameru"

Masih tentang kisah bersama Carakumbala dan inilah project kedua kita yaitu mendaki Semeru yang sebenarnya sudah kita persiapkan sejak beberapa bulan lalu, dan karena rencana pendakian inilah saya bergabung dengan Carakumbala. 19 - 23 September 2018 adalah sebuah momentum yang sangat berharga untuk saya sehingga saya perlu sekali menuangkannya di blog saya ini. sebenarnya saya bingung menceritakannya karena banyak sekali moment-moment yang berharga yang saya ingin bagikan, salah satunya tentang kopi yang sudah kami persiapkan heheh.



Inilah Perjalanan Kami
Perjalanan dari stasiun senen sampai ke malang kita tempuh selama 12 jam disitu selain saya bersama Egy, Oki ,Ocit saya bertemu dengan kawan baru Dika, Ramdan , Mail dan satu orang yang sangat unit dengan tubuh besar bertato namanya King, dengar namanya saja pasti sudah berasumsi kalau dia adalah sosok yang galak, jagoan serem-lah pokoknya, ternyata tidak sama sekali bray, King ini adalah sosok yang sangat lucu secara personality, pokonya di luar expetasi lah dan bersama meraka perjalanan pendakian Semeru di mulai.
Sebelumnya kita sudah persiapkan diri dengan banyaknya amunisi berupa cemilan cemilan di dalam kereta agar tidak kelaparan, dan Alhamduliah perjalanan sampai selama 12 jam di kereta sangat menjenuhkan tapi asik saya sangat menikmatinya, jam 03.00 Wib sampai di statsiun Malang kita tinggal menunggu satu orang personil kita yang merupakan pelengkap yaitu Lian, satu satunya yang paling cantik di antara kami, Lian ini asal dari Palu Sulawesi Tengah, lumayan jauh kan tapi Lian adalah sosok yang tagguh dan pintar loh, ketika Lian datang kita segera mencari angkot menuju Basecamp, dan di sana kita berjumpa dengan pendaki asal Medan, Bang Indra dan dua teman Mapala-nya, ahirnya kita mengajak mereka untuk join untuk melakukan pendakian bareng kita.



Sebelum kita berangkat kita wajib berfoto dulu di depan Basecamp Mas Jaka


Seperti biasa sebelum sampai basecamp Ranupani kita sempatkan membeli logistik dan Lian adalah pemandu dalam berbelanja kali ini malkumlah karna Lian wanita jadi kita rasa dia yang cukup mampu dalam memanagement masak , oke Jam0 8.00 kita sampai di basecamp .... kemudian lanjut ke basecamp Ranupani menggunakan jeep dari Mas Jaka, Egy dan Ocit dengan cekatan mengurus simaksi, ada satu kendala surat dokter yang saya sudah siapkan ternyata salah tanggal sehingga kita harus mengurus kembali surat dokter, dan nambah biaya lagi, hemmm saya sangat merasa tidak enak pada saat itu...! untung saja teman teman sangat pengertian. selesai urus simaksi dan surat dokter kita segera ikut brief dari Volunter Semeru, saya sangat apraciate dengan banyaknya prosedur yang di minta dari pihak Semeru, setelah briefing yang di lakukan barulah di mulai pendakian.

RANUKUMBOLO
Siang itu kita mulai pendakian dari Ranupani menuju Ranukumbolo pukul 14:00, estimasi perjalanan kita adalah 3 - 4 jam menuju Ranukumbolo, seiring perjalanan saya terpisah di depan bersama Ramdan, King, dan 2 anak Medan di situ saya tidak sadar kalau teman-teman tertinggal jauh, ahirnya kami terusakan perjalanan sampai ke Ranukumbolo sepanjang sekitar pukul 17.30 kami sampai Ranukumbolo, namun teman-teman belum juga sampai, rasa cemas saya pun semakin menjadi saya merasa bersalah karena meninggalkan mereka, ahirnya mereka tiba jam hampir pukul 19.00, dan benar saja firasat saya kalau ada hal yang menghambat perjalanan mereka, Lian ternyata sakit. sesampainya mereka di ranukumbolo saya segera siapkan minuman hangat yaitu Bir peletok yang saya bawa dari jakarta untuk lian minum, dan malam indah itu kita tutup dengan canda tawa tidak lupa kopi yang sudah kita siapkan...! ya kita sudah prepare alat kopi di pendakian ini, malam ini saya buatkan kopi dengan metode v60 untuk teman-teman, ada hal lucu ketika ngopi malam itu, ketika saya suguhkan kopi yang saya buat untuk King, muka King telihat tidak enak, ternayata King merasa kepahitan karena baru kali ini dia mencoba kopi yang bukan dalam bentuk sasetan dan bergula, King merasa tidak enak untuk bilang kalau kopi yang saya buat ini tidak enak hehe.
Kemudian datanglah tiga pria dari depan tenda kita, ternyata meraka itu adalah teman-temannya Oki dari jayapura, meraka pun kita ajak ngopi di tenda kita, bertambah lagilah teman kita di sini. tidak lama kemudian kita tidur agar tidak terlewat sunrise Ranukumbolo yang sangat indah. Jam 05.30 saya di bangunkan Ocid untuk melihat Sunrise dan benar saja, Sunrise pagi itu bagitu sempurna, hamparan air danau yang menyatu dengan asap kabut sangat mengejutkan hati, saya tidk akan lewatkan moment berfoto dan membuat kopi di depan Ranukumbolo yang sangat cantik, saya merasa tenang sekali walau dingin menggeroti tubuh tapi tidak menggoyahkan saya untuk tidak meninggalkan moment surya yang perlahan menaik di langit Ranukumbolo. sangat di sayangkan Egy bangun  kesingan hari itu sehingga ia tidak bisa menyaksikan betapa cantiknya sunrise Ranukumbolo, tapi Egy dengan jiwa baristanya tidak melewatkan moment menyeduh di depan ranukumbolo, di situ kita bertemu kembali dengan pendaki asal Bali namanya Ricky, tambah seru lagi Ricky bersama rombonganny dalam rombongannya terdapat salah satu wanita unik yang kita panggil Mba Malang, Mba Malang yang bernama asli Jingga itu sangat supel dan murah senyum loh, jadi kita sering banget menggobali Mba Malang, apalagi saya sering banget buat pantun untuk Mba Malang  heheh, kemudian kita bersama-sama menuju Kalimati.
Menimati Sunrise Ranukumbolo 05:00 WIB

sisi lain dari keindahan Ranukumbolo 07:00 WIB



MENUJU KALIMATI

Sekitar jam 10:00 Kita menuju Kalimati dari Ranukumbolo, yang pertama kita harus lalui adalah tanjakan cinta, kalau saya sih gak terlalu percaya dengan mitosnya jadi saya selalu nengok ke belakang, beda dengan Lian yang fokus ke depan hehe ya tapi dimanapu kita berada kita harus selalu menghormati sebuah kepercayaan yang telah terbangun sejak lama.
Sungguh di situ saya tidak rela meninggalkan indahnya pemandangan di Ranukumbolo, apalagi bila melihat Ranukumbolo dari atas tanjakan cinta, wah sangat mempesona guys, kemudian dari Ranukumbolo kita di hadapkan oleh pemandangan menakjubkan dengan luasanya hamparan ilalang yang sangat mengagumkan yaitu adalah Oro-oro Ombo, sayangnya kita datang bukan di bulan april, sebab di bulan april biasanya Oro-oro ombo di hiasi oleh savana bunga verbena yang berwana ungu, namun dengan savana ilalang ini saja sudah sangat indah, tak ayal di sepajang Oro-oro ombo kita berjalanan menikmati pemandangan sambil bernyanyi lagu cinta, rasanya hilang segala kepenatan yang membusuk di kepala hehe.
Tidak terlalu jauh kita berjalan sekitar jam 12.00 kita tiba di Cemoro Kandang di sana kita masih menemui warga yang berjulan Semangka dan gorengan seharga Rp.2500 lumayan lah pengusir lelah. Ketika sampai di Cemoro Kandang banyak pendaki yang istirahat baik yang mau naik ataupun turun, rombongan saya yang join dengan Semapala dari bali pun singgah dan beristirhat lumayan lama.
Hal inilah yang kami manfaatkan untuk menyeduh kopi untuk kemudian di bagikan kepada para pendaki, cukup bawa saja gelas maka kopi yang kami senduh kalian bisa nikmati. Di sini saya pribadi sadar bahwa kopi minuman yang biasa yang nikmati sendirian, di sebuah kedai sambil nulis ataupun berkerja, dapat menjadi lebih nikmat apabila bisa di nikmati bersama dan tidak ada kata "kopimu tidak enak" meliakan sebuah kesimpulan bahwa " kopi itu pasti enak asal bisa di nikmati bersama".

Oro-oro ombo padang savana yang saik banget



Egy saat menyeduh kopi dan membagikan kepada pendaki lain

nah ini yang di panggil Mba malang,
namanya deboora jingga



 lanjut sudah kita menuju kalimati, sebelum kalimati kita menemui pos Jambangan, disini pos terahir dimana masih ada warga yang berjualan semangka dan gorengan, sehingga sebelum sampai kalimati kita masih bisa menikmati buah semangka yang memiliki rasa sangat menyegarkan. setelah pos ini kita sampai di Pos Kalimati, sekitar jam 16.00 kita sampai Kalimati, sekitar 100km dari Kalimati kita ada sebuah mata air dan disitu kita bisa mengambil air sebanyak banyaknya untuk persiapaan masak dan muncak semeru. melihat kondisi teman-teman yang kelelahan saya berinisiatif untuk mengambil air tersebut, dan kebetulan saya sangat suka mata air jadi saya tidak akan membuang kesempatan untuk bersih bersih di situ. Dan saya di temani "Black" yang merupakan porter Semeru  menuju mata air saya membawa sekitar 6 botol minuman, sedangkan Bang Black pastinya lebih banyak hehe, ya saya tidak menyesal walaupun lumayan jauh menuju mata air, karena mata air di sana sangat menyegarkan.


Menuju Puncak Mahameru

ini sudah setengah perjalanan menuju puncak mahameru, Mail, saya, Lian dan paling depan Oki


Setelah makan malam dan bercerita, tertawa bersama bahkan berbalas pantun dengan Mba Malang,  . Jam 01.00 Pagi kamipun bangun bersiap menuju puncak, awalnya saya ragu karena dingin dan mager banget, tapi sayang juga kalo saya gak ikut soalnya belum tentu saya bisa kesini lagi, walaupun sebenarnya target saya ya cuma Ranukumbolo tapi ya mencoba aja Summit siapa tau beruntung. Perjalanan di mulai dari Kalimati menuju Arcopodo kmudian Cemoro Tunggal, namun Dika salah satu teman kita sudah tidak kuat ahirnya Dika turun di temani oleh Ocid, tidak lama kemudian Bang Ramdan juga ingin turun karena kedininginan yang begitu hebat, awalnya saya yang ingin menemani namun Egy berisi keras untuk menghalangi dan ia saja yang turun, ahirnta Egy memberikan Carier yang berisikan air dan nanas kepada saya, dia bilang "naik saja ham, nanti gue nyusul" ahirnya saya naik, sisa rombongan kami, tinggal Oky, King, Mail , Lian dan saya, ahirnya kita sama-sama menuju puncak, di tengah puncak saya sudah kelelahan, begitupun dengan Lian dan Oki, saya meraskan sebuah kekecewaan dan semangat yang berkurang, bagaimana tidak sudah sejauh ini kita belum sampai, pasir menghalangi langkah kita, mau turun tanggung mau naik capek banget, di tambah rasa bersalah saya yang muncul mengingat Egy dan Ocid yang tidak bisa berjuang bersama kita, saya sangat terharu dengan mereka berdua, rasanya saya berdosa "kenapa bukan gue aja yang turun ?" kenapa meraka, tujuan saya bukan puncak sungguh, saya hanya ingin menikmati alam, tapi mengapa saya tidak mau ikut turun ketika ada teman yang tidak bisa melanjutkan.



moment dimana udah down banget, mau turun nangung, mau naik jauh, pokoknya campur aduk 

Hal itu membuat mental saya down, tapi saya tidak mau sia-sia, saya melihat Lian yang masih ingin berjuang, mengingat perjuangan Lian buat sampai ikut ke Semeru ini juga lumayan besar, ahirnya dengan sisa kekuatan tersisa kita naik, Lian di bantu oleh Black yang setia menemani kami, saya dan Oki di belakang, saling memberikan support ketika ada salah satu kelelahan, "ya Allah rasanya puncak sudah dekat tapi saya sudah lelah, bendara sudah terlihat namun kita belum juga sampai". Ahirnya kita sampai, sungguh terharu dan lemas saya rasa tak mempu membendung air mata saya menangis, puas bisa melawati semua tapi sedih mengingat Egy dan Ocid yang tidak bisa bersama kita, benar saya merasa tak utuh saat itu, tapi tas yang saya bawa ini berisikan sebuah amanat yaitu adalah Nanas, Egy dan Ocit ingin sekali memotong nanas itu di puncak dan ahirnya kamipun bisa memotongnya. Sambil menagis Lian dan Oki memotong nanas dan menginat segala kebaikan Egy dan Ocid yang dari awal mengurus segalanya untuk kita sampai puncak, bagi saya walaupun meraka tidak sampai puncak tapi merakalah kesatria sesunggugnya yang rela melupakan sebuah puncak demi membantu orang lain, bagi meraka puncak bukanlah segalanya melainkan rasa yang timbul dari perjalanan ini yang membuat kita semua semakin hangat.

Puncak mahameru, bersama dengan kawan-kawan Semapala Bali , Arif sumsel dan pacarnya yang bertemu disana, walaupin minus Egy,Ocid,Dika dan Bang Ramdan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINJANI ( perjalanan patah hati )

Menelusuri Pesisir Jakarta - Muara angke