Menelusuri Pesisir Jakarta - Muara angke

Kali ini saya mendapat tugas untuk meneliti sebuah pembangunan di Jakarta, entah mengapa saya berfikir tentang pesatnya pembangunan di Muara angke, tempat dimana saya biasa berwisata kuliner dengan keluarga ataupun teman-teman, tempat saya membeli ikan dan saya juga biasa menuju ke Kepulauan seribu melalui Muara Angke, ya karena itu sehingga saya hafal betul bagaimana transformasi Muara Angke dari yang dulunya kurang nyaman, hingga sekarang jauh lerlihat lebih nyaman, di tunjang dengan pembangunan di sekeliling dan transportasi yang lebih mudah untuk menuju Muara Angke.
Tempat dimana kapal biasa menutunkan Ikan

Muara Angke merupakan pusat bisnis yang hebat dimana kalian akan merasakan betapa sibuknya wilayah ini mulai pagi hingga pagi kembali, kalian juga akan melihat kapal-kapal besar milik para nelayan yang menurunkan hasil ikannya dari kapal, kemudian ikan itu bisa langsung di jual di pasar ikan dengan segar yang berada di dalam Muara Angke, pastinya pemandangan ini sangat langka kita temui di jakarta.
 Sejak berpuluh-puluh tahun Muara Angke menjadi pusat ikan segar hingga kini Muara Angke masih menjadi primadona para pencita seafood, hal itu sangat menguntungkan masyarakat di Muara Angke yang umumnya adalah Nelayan dan kuliner seafood, kini tidak jauh dari Muara angke telah di bangun sebuah mall yang sangat moderen seperti baywalk " pasti taulah ya mall kece itu", apalagi akan di bangunnya pulau buatan yang exsklusif di tengah laut yang tidak jauh dari Muara angke yang biasa kita kenal dengan REKLAMASI.

Gedung-gedung besar dan mewah yang terlihat jelas dari Muara Angke

Alhamdulilah saya di bantu dengan teman saya yang memang warga asli Muara Angke  yang bernama Ka Pufah, beliau membantu saya  untuk menelusuri pelosok kampung Muara Angke.
 Oke saya memang sering ke Muara Angke untuk kulineran ataupun menyebrang untuk berlibur di Kepulauan seribu, tapi kali ini Ka Pufah mengajak saya untuk menelusuri Muara angke lebih dalam hingga pelosok yang belum pernah saya datangi, dengan adanya Ka Pufah sangat membantu saya untuk menelusuri Kampung Muara angke, mulai dari dermaga tempat yang bisanya Kapal menurunkan ikan, hingga ke pemukimananya yang bisa di bilang jauh dari kata bersih dan bau ikan asin, ya maklum di sini kalian akan melihat banyak ikan asir yang sedang di jemur karena memang disini tempat produksinya..


 Sedikit perjuangan untuk menelusuri Kampung ini, karena saya tidak terbiasa dengan bau ikan yang sangat amis, dan jalan yang sangat becek, namun saya masih penasaran dengan Kampung Muara Angke hingga saya tiba di sebuah pemukiman warga yang sangat unik, berada di sana membuat saya kaget karena saya seperti berada di kalimantan, rumah-rumah tidak permanan yang berada di pinggir laut yang berwarna coklat dan di kelilingi encek gondok lebih terlihat seperti kali meningatkan saya dengan Kalimantan. Sungguh saya merasa berbeda dengan jakarta yang saya lihat biasanya, dengan gedung tinggi, mall mewah, jalan toll dan perumahan yang tertata rapih.

Kaya kalimantan kan, ini Muara angke juga loh
Nah kebetulan saa melihat beberapa nalayan yang sedang kongkow,  saya coba menghampri Bapak-bapak tersebut dan kebetulan Ka Pufah kenal dengan salah satu Bapak-bapak di situ Untung ada akamsi (anak kampung sini), nah saya mencoba masuk ke obrolan meraka untuk mencari tau tentang kehidupan mereka, di situ saya merasakan sebuah keresahan-keresahan yang bersumber dari pembangunan di sekitar Muara Angke, Kemudian seorang Nelayan yaitu Pak Dasuki mengeluhkan tentang nasibnya sebagai nelayan yang merasa tersingkirkan dengan adanya pembangunan pulau buatan yang menutupi jalan mereka dalam mencari ikan, karena harus muter dan pergi ke tengah untuk mendapatkan ikan, hal itu di karenakan tempat biasa mereka mencari ikan, kerang, rajungan gelamor,mall mewah dan hedonisme ternyata memiliki sisi lain yang berbanding terbalik, banyak keresahan keresahan yang saya temui yang sebenarnya bersumber dari pembangunan dan kemewahan jakarta.
Kampung Muara Angke 
Banyak sekali pengetahuan baru dan pemandangan baru yang saya dapatkan di sini, dengan perbedaan yang jauh  dari kota membuat saya benar-benar kaget mengapa di kota besar seperti Jakarta ini dengan pembangunan yang semakin pesat masih ada saja wilayah Muara Angke yang luput dari pembangunan,  saya berharap semoga pembangunan ini semakin baik dan merata hingga tidak adanya sebuah ketimpangan atau ada kontribusi dari pihak swasta untuk mempercantik wilayah ini, agar wilayah ini juga bisa merasakan hasil dari pembangunan tersebut, dan menurut saya ada potesni parawisata yang menarik apabila wilayah ini di tata rapih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINJANI ( perjalanan patah hati )

Istano Basa Pagaruyung membuat ambo seperti kemabali di Zaman Kerajaraan Minangkabau

Asiknya Sailing ke Labuan Bajo melalui Pelabuan Lombok