Asiknya Sailing ke Labuan Bajo melalui Pelabuan Lombok

Berlayar menuju labuan bajo melalui pelabuhan lombok

         Siapa sih yang gak tau salah satu pulau yang eksotik di indonesia, yaitu Labuan Bajo dimana Labuan Bajo yang berada di Provinsi NTT mempunyai banyak pulau yang bagus-bagus banget apalagi disana adalah habitat hewan purba yaitu KOMODO, yang konon katanya komodo adalah hewan langka dan salah satu hewan purba yang sangat mematikan. jadi gue sama temen temen penasaran untuk traveling ke Labuan Bajo, dengan budget yang minim kita memutuskan untuk berlayar melalui pelabuhan Lombok karena pesawat dari Jakarta - Labuan Bajo itu mahal banget, jadi ya kita beli tiket pesawat dari Jakarta - Lombok yang kemudian dari Lombok kita berlayar selama 4 hari 4 malam ke Labuan Bajo,

Dan perjalananpun di mulai.

Lombok 13 April 2017 saya bersama 8 orang teman-teman memulai perjalanan menuju labuan bajo NTT selama 4 hari 4 malam, jadi kebayang dong gimana kita bersembilan harus tinggal bersama di dalam kapal selama 4 hari, tentunya kita juga bersama 2 ABK dan 1 Kapten kapal yang standby melayani kita muali dari makan,fasilitas kapal, peralatan snorkling dan mereka pula yang menjadi tourguide kita.
Setelah belayar dari sore sampai pagi ahirnya kita berhenti di salah satu pulau di Sumbawa yaitu Pulau Moyo.
Tepi Pulau Moyo

Pulau Moyo ini keren banget guys, jadi di tepi pulau kita bisa menyaksikan langsung gimana air tawar bertemu dengan air laut, air yang mengalir dari air terjun Mata Jitu di dalam Pulau Moyo melangir sampai ke laut, dan di tepi pulau mereka menyatu sungguh luar biasa.
Lanjut menuju air terjun Mata Jitu yang Hits itu, menuju ke air terjun ini kita harus berjalan beberapa beberapa kilo melewati hutan-hutan, karena kita belum mandi jadi kita sangat semangat banget menuju air terjun, ya maklum di kapal kita gada air tawar ya ahirnya kita seneng banget kalo liat air tawar.
Sesampainya di air terjun mata jitu tanpa buang waktu kita langsung bermain air "yeyeyeye" seneng banget apalagi banyak bule disana, hampir semua bule kayanya yang ada di sana. Air terjun mata jitu ini guys bangus banget batu batuannya kita bisa panjat airnya seger banget "efek belum mandi sih kayanya" tapi air terjun ini adalah air terjun yang terindah yang pernah gue liat.
Air terjun Mata Jitu


Setelah kita asik asikan di Pulau Moyo kita lanjut berlayar menuju Bima dan berhenti di pulau "Satonda" pulau Satonda ini Masih Perawan Guys terumbu karanya juga begus, pulaunya masih sepi banget, menariknya di dalam pulau ini ada Danau air asin yang sangat indah, mengapa air asin karena danau tersebut memiliki kadar asin yang lebih asin dari pada air laut. Danau purba di pulau Satonda ini ternyata terbentuk dari letusan gunung satonda beribu-ribu tahun lalu dan lebih tua dari pada Gunung Tambora.
Pohon Harapan Danau Asin 
 Berada di tepi Danau Asin memebuat suasanya menjadi melow, sangat cocok untuk meditasi suasanya yang sejuk dan tentang membuat kita betah berada di sana, saran saya jangan datang ketika sedang galau atau putus cinta karena berada di sana bisa membuat suasana hari makin melow hehe... , tapi jangan sedih di tepi danau ada pohon yang berbuah batu, pohon tersebut di percaya dapat mengabulkan permohonan kita apabila kita menggantungkan batu di pohon tersebut sambil berdoa.

Kembali di kapal kita telah di siapkan makan malam oleh crew kapal yang gokil pokoknya, Tiap malam di sana adalah indah bagi saya, karena banyak milkyway di langit begitu indah di tambah candaan teman-teman selalu bikin ketawa, dengan musik sendu dari "payung teduh" membuat malam terasa semakin indah.
Hingga cobaan pun datang, ketika kita tidur saat kapal berlayar dari Selat Bima menuju NTT badai pun datang, ombak semakin tinggi kapal kita yang kecil pun terasa terombang ambing, saya memilih untuk tetap memejamkan mata dan tertidur.
Alhamdulah kita aman, Kapten dan Crew kapal terlihat santai aja, katanya "sudah biasa". Pagi hari membuat kita lupa dengan kejadian semalam, tak bosan rasanya melihat sunrise pagi itu, menyaksikan matahari yang perlahan naik hingga menyinari siang.
Menyaksikan Sunrise di pagi hari


Perjalanan dari Bima menuju Labuan Bajo menghabisakan waktu yang cukup panjang, rasanya lama sekali apalagi ombak yang tidak beraturan ini membuat saya mabuk, dari kita bersembilan, hanya tiga orang yang mabuk termasuk saya, rasanya perut terasa di ombang ambing hingga tidak nafsu makan.

Lega rasanya, ketika melihat titik-titik kehidupan, ya ahirnya kita hampir sampai di NTT dan pulau selanjutnya adalah Gili Laba
Beruntung ketika sampai sana di sore hari sehingga kita bisa menyaksikan senja, namun untuk sampai ke puncak Gili Laba memrlukan tenaga yang cukup karena banyak orang yang tidak sampai puncak termasuk salah satu dari teman kita, yang tidak bisa sampai ke puncak Gili Laba.
Karena sampai di Gili Laba Sore Hari sehingga kami bermalam di tepi gili laba untuk besok hari berlayar kembali ke Labuan bajo, 
Gili Laba
Ahirnya di hari terahir kita di Labuan bajo kita menuju Pulau Padar yang menjadi kita damba-dambakan, "yuhuu" rasanya mikir keras pengen foto gaya apa di Puncak padar, 
Tengahari bolong sekitar Jam 11:00 kita menuju Puncak Padar yang lumayan tinggi, kita bersama-sama memberikan suport untuk salah satu teman kita yang kelelahan ketika menuju puncak, dan kita berhenti sebentar untuk berjoged gemufamire di atas Padar, Jam 11.30 ketika matahari sedang naik naiknya, kita malah joged gemufarime dan menurut Tour Guide lokal disana kita adalah orang gila,
 


Setelah kita joged ala Gemufamire kita naik lagi menuju spot yang pas buat foto-foto, sungguh luar biasa alam Indonesia, rasanya hilang semua lelah, sangat bangga terlahir di Indonesia Negeri Setengah Surga, tak perlulah rasanya keliling dunia, karena Indonesia begini Indahnya.
Tak lengkap rasanya bila ke sini tidak melihat hewan purba "Komodo", sebelum kita ke Pulau Rinca dimana pulau tersebut adalah habitat dari Komodo, kita di ajak oleh TourGuide lokal ke Pantai Pasir Pink, Namo Island 

Jadi warna pink di pasir ini akibat dari pecahan kerang merah yang kemudian bercampur dengan pasir putih, sehingga meghasikan warna pink di pasir, pantai ini sangar sepi tanpa penghuni dan menurut Tourguide masih ada komodo liar di sini "ih serem",
Sehabis dari Pantai Pasir Pink, kita menuju kapal untuk makan lagi , "ya sehabis lelah makan lahap" kemudian kita lanjut ke Pulau Rinca.
Sesamapinya di Pulau Rinca kita di jelaskan oleh Ranger , Ranger itu merupakan pawang Komodo yang akan memandu kita keliling Pulau Rinca, kita juga ga boleh jauh-jauh dari Renger, karena Komodi di sini masih liar, Renger juga memberikan kita pengetahuan tentang Komodo dan menurut Ranger, Komodo di sini di biarkan liar dan mencari makan sendiri agar Komodo dapat bertumbuh kembang dengan baik, sehingga kita cuma bisa foto dari jauh soalnya Komodo-Komodo di sini sangat agresif,

Pohon Jomblo Pulau Padar

Di Pulau Rinca ada pohon yang berada di tengah bukit, pohon itu di namakan "Pohon Jomblo" kalo kata Ranger orang yang foto di situ sendirian bakal jadi jomblo seumur hidup "ih serem" ya hanya mitos sih, tapi gue tetep aja gamau foto di situ sendirian.
 Dan ahirnya perjalanan berhair di Pelabuna Labuan Bajo, perasaan seneng,sedih,dan capek bercampur, senengnya bisa ketemu air tawar, tau kan gimana rasanya ga mandi 2 hari, sedihnya harus pulang dan pastinya harus pisah sama temen-temen yang udah 4 hari ini bersama pasti bakal kangen berat sama mereka.
Hal inilah yang buat gue nulis blog ini, karena gue kangen sama keluarga baru gue disana, walaupun beberapa orang gue sering ketemu, After sailing kita buat arisan yang tiap bulannya bikin kita ketemu, walau ga lengkap karena ada yang stay di luar Jakarta, intinya bersyukur di kasih rezeki dan waktu bisa menikmati indahnya Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINJANI ( perjalanan patah hati )

Istano Basa Pagaruyung membuat ambo seperti kemabali di Zaman Kerajaraan Minangkabau